Tulisan ini merupakan lanjutan tulisan saya sebelumnya, yang di bagian akhirnya menyatakan “tapi rupanya Sang Pembolak-balik Hati berkata lain….”
Ya rupanya Dia memberikan saya sesuatu yang membuat hati saya berbalik, mungkin hampir 180 derajat. hhmm… apakah ini mengenai perempuan?? tidak sepenuhnya benar sih, tapi juga tidak bisa saya sangkal sepenuhnya..hehe..
Yang pasti hati saya berbalik, karena ketika belajar di Pare, saya mendapat tawaran untuk mengikuti program training sekaligus seleksi untuk menjadi guru di sekolah-sekolah Turki di Indonesia yang berada di bawah bendera yayasan PASIAD, yaitu yayasan asal turki yang bekerja sama dengan negara-negara asia dan pasifik dalam bidang sosial dan ekonomi, juga pendidikan.
Sebenarnya sudah cukup lama saya kepingin jadi guru, tapi mental block saya yang selalu mengatakan gak mungkin lah jadi guru, mana ada sekolah yang mau nerima seorang lulusan sarjana keperawatan untuk jadi guru di sekolah, mental block ini juga yang menjadi salah satu alasan saya membuka sendiri lembaga pendidikan berupa bimbel dan kursus bahasa inggris karena saya pikir satu2nya cara saya untuk menjadi guru adalah dengan memiliki sendiri lembaga pendidikan, dan yang paling mudah adalah membuat bimbel, hehe…
Tapi rupanya Allah berkehendak lain, saya diberi kesempatan lewat tawaran yang awalnya sempat saya ragukan, tapi berbekal baik sangka kepada Allah SWT saya memutuskan untuk berangkat ke Semarang,lokasi pelatihan itu dimulai. Lalu bagaimana hasilnya? ya belum ada hasilnya lah, wong baru sabtu nanti program ini selesai, dan pengumumannya baru akan saya dapatkan di bulan Agustus.
Insya Allah di postingan berikutnya saya akan menceritakan apa saja pelajaran yang saya dapatkan di program ini, dan mengapa saya begitu bersemangat mengikuti program ini, *waktunya gak sempet euy buat nulis berlama-lama* :P
14 replies on “Jadi guru, siapa takut?”
Mantap bang… lanjutkan…!!
amal yang masih mengalir setelah kita tiada salah satunya, Ilmu yang bermanfaat… “guru” adalah pekerjaan yang sangat mulia…
aamiiinn, mohon doanya ya bro…. ;)
waaaaaaaa.. keren..
inget ibu ma bapak mim yg pengen mim jadi guru, tp entah mengapa diriku yg males hehehe.. (walaupun hanya sempat 1,5th ngajar ahahaha..)
hehehe, itu kan cuma pilihan hidup aja… apapun pilihannya, yg penting berbuat lah yg terbaik, sumangat mbak Mim… salam buat keluarga kecil barunya y mbak mim, ditunggu kabar kelahirannya #eh hehehe :P
betul, amal yg terus mengalir adalah ilmu yg bermanfaat. jadi guru adalah pekerjaan yg menyenangkan dan menantang…good luck ya, abi Doni…ditunggu cerita2nya…btw, junior2ku alumni pasiad semua…:)
aammiinn, makasih bu Lita, tantangan berikutnya kalo keterima adalah gimana caranya bikin pramuka di sekolah2 PASIAD, haha, pada mau gak ya? :D
semangat! semoga menjadi guru teladan dalam ilmu dan perilaku :)
semoga… semangat juga opa…!!! :D
semangad semangaaad
sumangat, hehe…
Ada satu perkataan guru geografi saya saat SMP yang masih saya ingat sampe sekarang.
“Klo orang pinter di Indonesia ga ada yang mau jadi guru, lalu siapa yang akan mengajarkan generasi penerus bangsa.”
Sampe” pas ada tugas PSAF untuk nulis cita” di scrapbook, saya nulis ingin jadi guru. Eh, malah diketawain sama tim kretif yg meriksa scrapbook saya. Hahaha,,,
satu kata “sepakat” ;)
Seleksi teacher training dari PASIAD itu diadakan setiap kapan ya?
Di website mana yang menyediakan info mengenai teacher training ini?
Terima kasih…
sepertinya sih tiap tahun… setau saya informasinya ini tidak dibuka umum alias closed recruitment, kalo punya temen yg tinggal di asramanya PASIAD group boleh tuh dideketin untuk tanya2 info terkininya… semoga menjawab… :)