Categories
Story Of Mine

Hijab pada Muslimah di Mata Saya

Baru kemarin saya memposting sesuatu yang bertemakan “Menutup Aurat” di plurk saya dan sekejap datang beberapa komentar yang menurut saya ada benarnya juga. Beberapa komentar ada yang sedikit mengkritik tentang cara saya memposting di tret saya tersebut, karena memang saya hanya memposting sebuah gambar seorang wanita yang mengenakan tutup kepala dengan kaos lengan panjang ketat dan celana jeans yang ngepas hingga setiap lekuk bagian bawah tubuhnya dapat terlihat dengan indahnya mudahnya walaupun sudah dilapis bahan pakaian (ada baiknya jangan negabayangin futunya), dan dibawah foto tersebut saya bubuhkan keterangan “ini nih yang dibilang menutup aurat?? ckckckckck…”.

Bila ada yang berpendapat bahwa cara saya tersebut menjudge saudari-saudari muslimah yang masih berpakaian seperti itu (baca : Jilbab Sexy) buruk, saya akan benarkan dengan tegas “ya memang saya nilai mereka buruk, dan sekarang lah waktunya berubah untuk menjadi lebih baik”. Kasar memang bagi sebagian makhluk yang berperasaan halus seperti kaum hawa, tapi saya sudah cukup gerah karena seruan baik untuk mengajak mereka sudah tersebar dimana-mana melalui pengajian-pengajian besar untuk umum hingga melalui kelompok-kelompok pengajian kecil yang tentunya agak kurang efektif karena kebanyakan dari saudari muslimah dengan gaya berpakaian “Jilbab Sexy” enggan mengikuti pengajian-pengajian dalam kelompok kecil (baca : Liqo/tarbiyah) yang dipimpin oleh seorang Murobbiyah, namun ya kembali lagi bahwa peran dan kekuatan media yang begitu semangat menampilkan gaya berpakaian seperti ini begitu besar dan ditambah embel-embel kalo gak berpakaian begini berarti bukan muslim gaul dan bukan muslim modern.

Mohon maaf bila postingan kali ini ada yang berbeda pendapat, dan berikut akan saya cantumkan gambar dalam usaha menutup aurat yang salah (halusnya : kurang efektif) dan gambar menutup aurat yang benar bagi kaum muslimah, dan mengapa saya peduli?? karena adik saya adalah perempuan, istri saya kelak adalah perempuan, dan boleh jadi anak saya kelak juga ada yang berjenis kelamin perempuan, berikut gambar2nya diambil dari berbagai sumber:

sumber: muslimabipraya.wordpress.com/2007/12/28/jilbab/
jilbab yang sesuai syariat

sekali lagi saya mohon maaf atas kata-kata saya yang boleh jadi dinilai keras atau kasar, tapi itulah saya bila dihadapkan pada masalah-masalah yang prinsipil seperti ini, akan tetapi jauh di lubuk hati tujuan saya hanya untuk mengingatkan dan mengajak kepada semua saudari-saudari muslimah untuk mulai dari sekarang sebisa mungkin berusaha mendekati cara berpakaian yang benar sesuai syariat, kalopun belum bisa full ya gak apa2 asal bener2 ada kemauan keras untuk merubah diri menjadi lebih baik, di luar maupun di dalam. Karena penampilan yang sesuai syariah pun sangat disukai dan dicintai oleh Allah SWT, mau donk kalo dicintai gak hanya sama lawan jenis tapi jauh lebih besar yaitu dicintai oleh Sang Pencipta kita Allah SWT.

semoga bermanfaat buat saudari-saudariku…

wallahualam bissawab

sumber gambar:

muslimabipraya.wordpress.com/2007/12/28/jilbab/

eidariesky.wordpress.com/2009/01/16/jilbab-yang-benar/

11 replies on “Hijab pada Muslimah di Mata Saya”

Masalah yang sangaaaaat sensitif nih Don …

Setidaknya walau belum sempurna, Alhamdulillah masyarakat telah menerima jilbab sebagai pakaian seorang muslimah.

Moga majlis2 ilmu makin ramai sehingga pelan-pelan semua akan lebih baik.

nice posting gan (worship)

(ngoding)
kecendrungan kita ketika ngeliat “ketidaksempurnaan” beredar :
– keluar komentar “tanggung amat jilbabnya, sekalian aja dibuka” (idiot) ketika ada sodara sesama muslimah yang pakaiannya belum sempurna, bayangkan kalau setiap komentar itu diwujudkan jadi nyata pada seratus muslimah berjilbab pas-pasan?
– sebelum berkerudung, jalan sama temen yang berjilbab “rapi”, ketemu temennya sesama “akhwat” mereka saling berpelukan, mengucap salam, cipika-cipiki (cozy)sementara saya terlongo-longo ga tau mau ngapain karena sepenuhnya dicueki. Pemandangan berbeda justru saya temukan ketika jalan bareng temen non muslim, ketemu sesama non muslim *maksudnya temennya temen sayah (goodluck* tapi saya tetap mendapatkan porsi sapaan yang sama.
– masih sebelum berkerudung, bantuin senior nikahan kakaknya, saya didaulat jadi panitia penerima tamu, otomatis hari itu mendadak berjilbab dan berjubah lebar (thinking) dan memanen pujian dari teman-teman sekampus yang tergabung dalam korps rohis. Besoknya, saya kembali ke “wujud semula” dan mendadak dicuekin sama salah satu dari anggota korps rohis yang kemarin sangat ramah itu…(doh)

sejak itu saya berjanji dalam hati, tidak akan memarjinalkan siapa pun yang secara kulit luar belum lagi sempurna tampilannya seperti kata agama… siapa saya?

(worship)

numpang ngomong, Don…

menurut gw sih ada yang namanya proses ya…gak langsung bisa rapi kayak gambar 1 tuh..gak semua orang bisa kayak gitu..Coba praktekkin prinsip 7 Habit-nya Covey,,,yang tentang “memahami dulu, baru dipahami”. Nah, ambil contoh secara personal, sebut saja si A temen lo. Coba pahami dulu mengapa ia berjilbab sexy:

1. Apakah waktu kecil ia kurang mendapat bimbingan agama dari orangtua?
2. Apakah ia pernah mengalami kejadian gak menyenangkan dengan jilbabers panjang? kayak nagacentil misalnya, yang itu ngebuat A males pake jilbab panjang..
3. Apakah dia terpaksa? dia ingin pake jilbab panjang tapi gak bisa…
4. Apakah dia pengen pake jilbab panjang tapi gak punya duit buat beli? (woot)
5. Dan lain-lain..

bisa aja kan sebab-sebab kayak di atas menghampiri teman kita yang cewek…Nah, di sinilah diperlukan kearifan bro…menurut gw jangan seluruhnya digeneralisir. Ambil kasusnya per orang. Misalnya si A ini. Setelah kita tahu masalahnya, kita akan lebih mudah membantu mencari solusinya..kalau sebabnya adalah no.4, tinggal dibelikan jilbab panjang dan rebes urusan..kalo sebabnya no.3, mungkin bisa minta dia sharing dulu..dan seterusnya..

gitu menurut gw, cuy..intinya bersikap memahami dulu, baru dipahami..wallahu a’lam..(goodluck)(thinking)(thinking)(evil_grin)(woot)(heart_beat)

Yang dimaksud jilbab, yang baru aja gw tau adalah… sejenis kain yang diletakkan diatas khimar (kerudung) dan pakaian.. dan pakaian yang syar’i itu gak harus gamis/baju kurung/abaya, boleh potongan baju+rok, tp ttp mengikuti syarat2 pakaian muslimah.

reference:
– muslimah.or.id ~ jilbabku penutup auratku
– jilbab wanita muslimah, syaikh muhammad nashiruddin al albani
– hijab dan pakaian muslimah dalam shalat, syaikh ibnu taimiyyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *