Categories
Note Opini

Gemuruh Tinta dalam Pena

Ahad pagi ditemani oleh beribu atau bahkan berjuta tetes air langit yang jatuh bertubi-tubi di atas atap kamarku.

Sebuah buku berjudul “Menjadi Powerfull Da’I dengan Menulis Buku” karya Bambang Trim, menarik sorot pandangku ke arah tumpukan buku yg ada di samping tas ibu, tas yang telah menemaninya sepanjang perjalanan dari Bandung ke Depok, dan belakangan baru kutahu bahwa buku-buku itu beliau beli di Bandung sebelum pulang ke Depok.

Awalnya hanya rasa ingin tahu yang sepintas lewat di benakku “tidak biasa ibu pulang membawa buku, kira-kira buku apa ya yang dibawa olehnya?”. Ada 4 buku yang dibawa olehnya, namun mataku tertuju kepada sebuah buku yang ukurannya paling kecil dan masih terselimut plastik kemas yang kutahu berarti masih baru dan belum terjamah lembaran-lembaran di dalamnya. Maka tak jadi kutanyakan pada ibu buku apa itu, dan langsung kubuka selimut plastik kemasnya.

Memang jikalau diambil makna dari judul bukunya, seolah-olah buku ini hanya ditujukan khusus bagi para Da’I profesional yang selama ini lebih fokus kegiatan dakwahnya lewat lisan saja. Kemudian kumembatin dalam hati “ah bukankah mas Suki (salah satu guru ngajiku) pernah berkata, bahwa sesungguhnya tiap-tiap muslim adalah seorang Da’I,maka sampaikanlah kebaikan walau satu ayat sesuai dengan kemampuanmu.”

Bermodal keyakinan itu, kuberanikan diri untuk mulai membuka buku itu, lembar demi lembar kubaca dengan seksama. Dimulai dari bagian pengantar yang diberikan oleh dua orang Da’I kawakan yang sudah malang melintang di dunia dakwah yang tidak hanya berupa lisan tapi juga aktif menghasilkan karya-karya tulisan,yaitu KH. Abdullah Gymnastiar dan DR. KH Achmad Satori. Kedua da’I tersebut sama-sama berpendapat bahwa tulisan merupakan salah satu media dakwah yang tidak boleh ditinggalkan, mereka senada berpendapat bahwa tulisanlah yang memegang peranan penting dalam penyampaian ajaran agama dari generasi ke generasi.

Memangku bukan seorang da’I profesional, yang jangankan berdakwah lewat tulisan, lewat lisan pun belum mampu kusampaikan. Namun seperti yang kunyatakan sebelumnya, merupakan sebuah keharusan (bila tak ingin disebut sebuah kewajiban) bagi kita semua untuk menyampaikan kebaikan walau hanya se-ayat, apalagi memang diriku sedari beberapa waktu yang lalu sudah menyenangi berbagai bentuk tulisan dan bahkan sudah mulai menulis (di blog seperti ini), yah meski belum konsisten dan berisi hal-hal ringan yang bahkan kebanyakan lebih cocok untuk konsumsi pribadi. Maka kumemutuskan untuk melanjutkan petualanganku dalam buku itu. Bab demi bab kucoba resapi dan pahami, mulai dari paparan penulis mengenai berbagai macam tulisan, teknik menulis yang baik, pemilihan topik, dll.

Menulis memang hal yang menyenangkan, setidaknya bagiku, namun ada semacam barrier yang membatasi diriku untuk menuangkan ide, ekspresi, ataupun uneg-uneg ke dalam sebuah tulisan yang terorganisir dan rapih, yang pada akhirnya menjadi sebuah buku yang bisa dinikmati dan bermanfaat bagi orang lain. Dan itulah sebetulnya mimpiku, ya… menulis sebuah buku adalah salah satu mimpiku, yang hingga sebelum tulisan ini terbuat tak berani sekalipun kumenyatakannya.

Namun setelah kubaca beberapa bagian dari buku “Menjadi Powerfull Da’I dengan Menulis Buku” ini, hadir semacam sebuah keberanian yang berhasil mengalahkan barrier tadi, yang rupanya selama ini membuat diriku kerdil dan merasa tak pantas bagi mimpiku sendiri. Bila boleh kugambarkan suasana semangat jiwaku di dalam sana saat ini, rasa-rasanya sangat lah mirip dengan tinta yang bergemuruh di dalam pena, siap membuncah kapan saja ujung pena bertemu sebidang kertas untuk menorehkan manfaat bagi orang-orang yang membacanya kelak.

Sekali lagi, mungkin bukanku seorang da’I yang siap menebar kebaikan lewat lisan dan tulisan yang penuh dengan qalam Illahi, namun dengan kuasa, bantuan, dan ridho-Nya semoga kumampu sekuat asa dan upaya untuk belajar tentang kebaikan hidup dan menuliskannya, supaya kelak kudapat bertemu dengan mimpiku di dunia nyata, yang berarti tak lagi kuharus menidurkan diri untuk menyaksikannya, InsyaAllah.

Posted with WordPress for BlackBerry.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *